Proses Pembuatan Minuman Beralkohol dari Perusahaan Bir – Bir atau minuman beralkohol merupakan minuman yang memiliki kandungan etanol. Etanol sebagai bahan psikoaktif dan biasanya bagi para peminum bir akan menimbulkan penurunan terhadap kesadaran.
Saat ini, keberadaan bir ini sudah tersedia di berbagai negara dan terdapat beberapa negara yang memberikan pembatasan untuk kalangan tertentu dan tidak bisa melebihi batasan usia. Asal dari kata bir ini sebenarnya memang tidak memiliki kejelasan dari asal muasalnya dan terus mengalami perkembangan dari proses produksi pabrikan bir itu sendiri.
Perjalanan Proses Pembuatan Bir
Proses pembuatan bir sendiri sebenarnya telah ditemukan sejak. Pada sebuah prasasti yang telah ditemukan tepat di delta subur antara sungai Trigis dan sungai Eufrat berada di kawasan Mesopotamia yang saat ini sudah menjadi kawasan Irak.
Kedatangan pembuatan bir ini diperkirakan sudah ada sejak masa kisaran 6000 sebelum Masehi. Di waktu inilah telah terdapat gambaran dari proses pembuatan bir yang terus mengalami perkembangan hingga saat ini.
Pada prasasti tersebut terdapat relief yang berada di makam kuno tepatnya di Mesir sejak masa kisaran 2.400 SM yang telah memberikan gambaran baru terkait proses bagaimana pembuatan bir dengan menggunakan bahan barley. Barley merupakan rumput yang memiliki biji dan dapat dilakukan pengolahan oleh perusahaan bir dan menawarkan cita rasa yang sangat khas.
Sejarah berikutnya dari pembuatan bir ini menapak di tahun 2.000 SM pada saat Raja Hammurabi yang berasal dari Babilonia melakukan perilisan terhadap resep sebagai tata cara pembuatan hingga penyajian bir yang enak. Di Mesir, sang Firaun telah dikenal sebagai ahli dalam pembuatan minuman melalui tahapan fermentasi.
Terdapat seorang sejarawan yang berasal dari Romawi yaitu Paling dan Tacticus yang telah mencatat bahwasanya bangsa suku Celt, Saxon, Germanic dan Nordic telah konsumsi bir dengan sejenis yang tidak berwarna atau yang dikenal dengan sebutan Ale. Pada jenis bir ini telah melakukan perkembangan seiring berjalannya waktu dengan penyebutan istilah lain pada kalangan bangsa Anglo Saxon diantaranya istilah Wort, Masih dan Malt.
Di abad ke-15, proses pembuatan bir yang dilakukan di Jerman telah melakukan peningkatan dengan menggunakan teknik fermentasi yang sistemnya berbeda. Proses pembuatannya ini juga melalui fermentasi dasar dan bukanlah fermentasi di atas dari bahan baku.
Hasil dari proses pembuatan bir dikenal dengan sebutan lager karena bir pada saat itu telah dibuat di musim dingin yang membutuhkan es supaya bisa disimpan pada musim panas. Dalam proses pembuatan bir ini dilakukan oleh perusahaan yang terus mengalami pengembangan dengan adanya kontrol secara lebih baik.
Perusahaan bir telah menerapkan untuk pembuatannya menggunakan sakarimeter dan termometer yang bisa melakukan pengukuran terhadap tingkat kadar gula. Pada penerapannya sendiri juga diperpadukan dengan teknologi dalam membuat es serta sistem pendinginan.
Sehingga menjadikan pembuatan bir dapat dilakukan ketika musim panas. Akan tetapi, untuk cita rasa yang dihasilkan juga tetap tidak bisa ditentukan, hal ini dikarenakan prosesnya dipengaruhi oleh perubahan gula yang menjadi alkohol dari sel ragi tersebut.
Setelah itu, muncul Louis Pasteur yang menyatakan argumennya bahwasanya meskipun dari keseluruhan jenis sel ragi tersebut bisa digunakan dalam proses fermentasi. Namun, tidak semua dari sel ragi akan cocok untuk mendukung proses pembuatan bir.
Hanya sel tertentu saja yang bisa digunakan dalam membuat bir karena mampu menghasilkan cita rasa yang berkualitas tinggi. Penerapan proses pasteurisasi telah ditemukan yang mendukung proses pembuatan bir supaya lebih bertahan lama sesudah memanaskannya sampai 70 derajat Celcius supaya mikroorganismenya tidak aktif lagi.
Terdapat banyak teknologi yang digunakan dan telah ditemukan untuk mendukung pembuatan bir hingga menjadi produk yang saat ini telah dikenali. Bir merupakan sejenis minuman beralkohol yang dibuat dengan melalui tahapan secara spesifik.
Bahan Pembuatan Bir
Pembuatan bir ini memanfaatkan campuran malt dan hop data penggunaan beberapa bahan tambahan lainnya. Produk bir biasanya memiliki kandungan alkohol kisaran 3,8% dengan tambahan sekitar 3 sampai 7%.
Sesuai jenisnya terdapat dua macam pir yang telah dikenali yaitu dengan penampakan jernih atau yang dikenal dengan sebutan pisener yang memiliki karbohidrat lebih sedikit dan bisa digunakan dalam mendukung bahan baku fermentasi. Secara harafiah, air merupakan semua minuman beralkohol yang telah diproduksi dengan melalui proses fermentasi menggunakan bahan berpartisi seperti halnya cereal, biji malt serta diberikan tambahan aroma flavor hops.
Akan tetapi, untuk prosesnya sendiri harus melalui penyulingan terlebih dahulu sesudah tahapan fermentasi. Proses pembuatan bir ini dikenal dengan sebutan brewing yang biasanya dilakukan oleh perusahaan bir.
Brewing merupakan proses yang dilakukan untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan sistem fermentasi dan metodenya sendiri digunakan untuk menghasilkan produksi sake, bir dan anggur.
Dari prosesnya tersebut menggunakan bahan yang cocok untuk bir dan pastinya berbeda dengan satu tempat dan tempat lainnya. Sehingga tidak heran jika bir memiliki karakteristik dari segi warna dan rasa berbeda baik itu dari jenis ataupun klasifikasinya.
Bir adalah sejenis minuman tertua yang telah dibuat oleh manusia dengan permulaannya sekitar 5000 SM dan telah tercatat dalam sejarah panjang dari Mesir kuno serta Mesopotamia. Karakteristik yang dimiliki oleh bir ini mengalami perubahan secara drastis sepanjang dari ribuan tahun.
Industri membuat bir ini sejenis perusahaan industri Global yang cukup besar dan saat ini sudah banyak dilakukan penguasaan oleh konglomerat dengan bentuk dari sebuah gabungan pengusaha kecil. Meskipun bir merupakan alkohol namun terdapat variasi yang berasal dari dunia barat dari sistem pengolahan yang bisa membuang hampir ke keseluruhan dari kadar alkohol tersebut.
Sehingga mampu menghasilkan bir tanpa adanya alkohol di dalamnya. Salah satunya adalah light beer sebagai jenis bir dengan tingkat kadar alkoholnya 2 hingga 4% yang memanfaatkan bahan dasar dari cereal dan tepung barley.